Trapped In My Own


Perkenalan dan penjelasan cerita

1.       Tokoh Utama

Yukimura Akira

Seorang keturunan Indo asli tapi tinggal n jadi warga Jepang. Keluarganya termasuk miskin, jadi dia berusaha dan berhasil mendapatkan beasiswa ke Music & Art High School di Seoul. Maka pergilah dia sendiri, merantau jauh dari ortu (agak lebay). Hanya berbekal sepeda, tv dan sprei kesayangan karna.. semuanya sudah dibiayai hahaha… (tawa jahat)
Biarpun dikelilingi orang-orang tenar, tapi relasi dengan teman cukup baik. Untung pada nggak sombong dan nggak terlalu peduli dengan keadaan Yuki. Mereka menganggapnya sama aja. Atau memang Yuki ini termasuk orang yang gampang bgt bergaul sama siapa pun.
Tinggal di Korea sendiri, di apartemen sederhana bertingkat 3 (kamarnya di tingkat 2).

2.       Tokoh yang ditunggu-tunggu

·         Lee Seung Hyun (Kak Lee)
·         Choi Seung Hyun (Kak Choi)
·         Kwon Ji Yong (Kak Kwon)
·         Kang Dae Sung (Kak Dae)
·         Dong Young Bae (Kak Young)

Kakak kelas Yuki yang sudah jadi alumni dan sudah jadi group band terkanal ( u know what).  Sayang banget sama Yuki dan termasuk sahabat baik Yuki. Yah.. paling nggak sebagai senior, mereka menganggap Yuki sebagai adik mereka sendiri. Idaman wanita :D
Kuberi sedikit bocoran (ini dia yang bikin cenat cenut) beberapa diantara kalian bakalan dapetin mereka. Perhatikan kata BEBERAPA alias gak semua. Yah, mohon maaf deh. Sebagai pembelaan diri, saya sendiri juga tidak bisa menentukan apa yang ingin saya mimpikan.

3.       Teman-teman

·         Yung Tae Ri
Dancer terbaik di angkatan pertama. Makanya dia sering dipanggil Tari sama Yuki. Lagian juga gak jauh-jauh dari namanya. (Sari)
·         Kim Pyoel Xian
Cewek popular di sekolah. Entahlah, tapi dia bisa jadi popular karna gayanya keren, bisa ngedance dan nyanyi dengan baik sekaligus. Jarang ada yang bisa kaya gitu jadi dia termasuk incaran para guru. (Kezia)
·         Park Wung Min
Cewek tercantik di kelas.. (gak tahu kalau di sekolah) n Stylist terbaik di sekolah, BBFnya Seung Ha. (Tika)
·         Baek Seung Ha
Termasuk pendek diantara yang lain. Tapi, terkenal paling imut di pelosok lorong sekolah, BBFnya Wung Min. (Detha)
·         Rie Yu Ka
Cwe Terpinter di kelas setelah Jae Min. Padahal dia cerewet  lo... dan dia juga… empuk. (vera)
·         Jung Jae Min
Cewe terpinter di sekolah. Agak pendiem dan pemalu banget, makanya gak heran kalau guru-guru pada kecewa karna prestasinya yang tinggi tapi jarang banget mau tampil. (Via)

à Mereka berenam mau membentuk group band juga. Kalau gak salah namanya Breeze. Karna sikap mereka yang agak dingin sama orang lain (Kecuali sama aku) dan yang selalu bikin cowok2 terpaku.

4.       Beberapa penjelasan

Aku menguasai Bahasa Indo, Ing dan Jepang dalam cerita ini. Sedang bahasa Korea masih dalam pembelajaran, tapi ya tetep bisa sie. Jadi kalau dalam percakapan aku tulis bahasa Indo, itu berarti bisa Ing atau Korea , kecuali tulisannya tak miringin, berarti bener2 bahasa Indo.
Aku panggil “Kak” bener bener Kak dalam bahasa Indo. Dan tambahan lagi, sekitar 40% anak 8f ada. Tapi gak perlu kusebut satu2 ya..

Bagian 1

Penghibur atau Figure tambahan

·         Kak Jung
Cwo misterius di Part 2. Aku lupa nama lengkapnya, jadi aku awur dengan nama Jung Jin Soo. Artis juga, yang pada akhirnya kuketahui sebagai musuh dari banyak artis lain termasuk BB. Sangat dibenci GD. Suka sama Yuki.

SMS aneh dari orang aneh

Aku keluar dengan cepat dari apartemenku dan mendapatin kalau ban sepedaku bocor. Setengah jam lagi aku masuk. Sial! Tai! Aku gak mungkin nambal ban dulu tau pun jalan kaki ke sekolah. Aku langsung lari lagi ke atas dan menyambar uang di meja telepon. Merosot di atas pegangan tangga (liftnya lagi rusak) dan berlari ke jalanan.
Aku harus terus berlari sampai halte. Jalur bus jauh lebih lama dari jalur ku. Yakinlah kalian gak mau tau jalur yang biasa kulewati. Bayangkan saja jalanan yang dilewati mas-mas sexy yang biasa jadi bintang iklan obat stamina.(Lebay).

10 menit sebelum jam setengah 7. Aku menaruh tasku di loker dan mengambil buku sejarah, lirik lagu, kertas buram (aku tahu, selalu akan ada yang kutulis), alat tulis. Memakai jam tanganku dan menyisir belakang kupingku.
Masuk kelas. Baru saja aku menginjakan kaki di kelas. Tae Ri yang berada tak jauh langsung menyeretku dangan agak kasar. Banyak siswi yang tidak menyukai dia, tapi itu cuma karna mereka belum kenal aja. Tae Ri itu orangnya asyik ko. Yah.. keliatanya aja kasar, tapi sebenarnya dia juga nggak bermaksud gitu.
“You looks like a mess, honey.” “ Come n get some makeover.” Katanya sambil mendudukanku di kursi depan Wung Min. Kurasa mereka sengaja memilih tempat duduk dibelakang
“What!?” Kataku polos. Jujur aja emang gak jelas banget.
“Wung Min. She has a new hair style, and it’s so casual... so natural.”
Hmm… emang bener sih. Aku habis jadi preman di bus tadi, biar pak sopir jalannya cepet. Tapi masak sampe kaya sampah. Gak mungkinlah. Aku juga mandi ko pagi ini, jadi mestinya lebih wangi dong.

Aku baru menulis setengah dari jadwal kegiatanku hari ini waktu tiba-tiba Wung Min nyodorin cermin ke depanku.
“Wow..!” rambutku dikucir rapi ke atas lalu dipilin dan ditusuk konde. Keliatan biasa saja. Modelnya seperti seorang wanita jepang kuno yang baru bangun tidur dan mengikat rambutnya agar memudahkannya membersihkan rumah, tapi terlihat rapi dan modern.
“You gonna teach me, right” kataku menoleh kebelakang.
Wung Min tersenyum cepat “Nanti pulang sekolah” bisiknya
“Aah…  Gamsahamida..” kataku dengan nada yang ditarik-tarik.

Aku sedang duduk didepan cermin di kamarku sambil mengulangi tatanan rambutku. Sudah benar. Tapi, akan lebih sempurna kalau lebih rapi lagi.
“Jum!Jum!” Suara yang nyaring itu lumayang mengagetkanku. Aku membuka tasku dan mengambil hpku. Yap! Itu suara hpku. “U Got new massage!” tulisannya. Hmm.. Mw kujelasin gk kenapa suarax gitu? Klw mau, tanya sediri ya. Males kutulis.
Aku buka SMS. Dari Kak Lee.. Apa lagi nie..?

SMS-an: (Kalo seingetku sebagian besar pake bahasa Korea yang entah dari mana masuk mimpiku)
K.Lee à  “Jalan-jalan yuk.. bareng kaka yang laen :D”
Yuki à “Haa..?! Kemana?”
K.Lee à “Ke LMT*, da acara aniv 5th K.MusicTV. Biar tambah keren gitu. Yang dateng artis-artis lo..
Yuki à ”Yah terserah lah.. But When? I’m so busy in Saturday.”
K.Lee à “Monday 20 Nov 2011 at 7PM. Go dress up, baby!”
Yuki à “Owh.. Allright”
K.Lee à “ Ones again! Jangan kasih tau sapa2 karna harus punya undangan. Nanti ngerepotin”
Yuki à “ La aku?! Kan aku gak ada undangan?”
K.Lee à “Buat Yuki yang cantik… gak usah bingung.. undanganmu sudah diurus sama kak Kwon.”
Yuki à “Whatever. U guys gonna pick me up right?”
K.Lee à “Of course! Prepare ur self coz the idol gonna visit ur house”
Yuki àkampret loe .. I don’t care. And plase stop saying that kind of ‘Gombal’
K.Lee à “Ok.. ok. Aku yakin kamu tadi misuh walau pun aku gak ngerti”

*aku agak lupa itu singkatan apa. Blablabla and Meeting Tower, seingetku

Gak tau pasti. Tapi aku yakin dulu Kak Lee (yang dimimpiku ini) playboy cap kepala jenggot. Ngomong ke cewek seenaknya sendiri. Hah.. ya sudahlah, tidak usah terlalu dipikirkan.

Bertemu dengan Kak Jung

Jam 05.30 PM. Aku baru aja selesei masak gule. Biasa… kangen sama rumah, jadi aku telpon okasan buat memanduku bikin gule. Baru aja mau masuk kamar mandi. “Ting Tong… Ting Tong…”. Kakak kaka datang lebih awal ternyata. Katanya mereka bosen gak da kerjaan. Sombong tuh, katanya biasa sibuk.
Ya udah aku suruh mereka tunggu di ruang TV. Trus aku mandi. Kamar mandiku ada di dalam kamar tidurku. Rodo mewah gitu si, pake bak. Ada wastafel n wc yang jadi satu ruang, sedang bagian bak nya dipisah pake tirai kecil. Pintunya kaca bening burem, jadi masih keliatan klw ada orangnya. Bayangan coklat krem jalan-jalan gitu..
Lagi asyiknya gebyur gebyur, ak denger kaya ada yang manggil. Aku ngeluarin kepalaku dari balik tirai. Aku liat pintu kamar mandi terbuka dan sebuah kepala berjambul keluar dari baliknya.
“What?!” kataku agak kasar.
“ Mm.. We bought you a dress. We don’t think so that you will choose or even have a good dress for it.” Kata kak Kwon.
“Leave it on my bed!” kataku tak acuh dan memasukkan kembali kepalaku ke balik tirai. Suara pintu tertutup.
Akhirnya aku pakai dress itu. Di dunia nyata, dressx emang aku punya. Warnanya biru, gelap, polos, panjang ke bawah sampe mata kaki. Tanpa lengan. Bahannya sutra dan agak ramping di perut. Jadi seksi deh..
Menatapi wajahku dicermin. Mengulangi beberapa kali ikatan rambutku sampai rapi seperti yang diajarkan Wung Min. Memakai bedak tipis tipis dan pake lipstick warna coklat. Ak gak mau dandan banyak, asal gak kliatan pucet aja.

Singkat cerita, aku sampe ke tempat tujuan disopirin kak Choi. Megah banget deh. Kita berenti di loby, dijemput karpet merah dan 2 penjaga yang membukakan pintu mobil. Pintu belakang dibuka lebih dulu dan kak Kwon yang turun duluan trus membuka pintu depan (dimana aku duduk) dan menjemput tanganku keluar mobil.
Kak Choi yang keluar sendiri langsung menyerahkan kunci ke salah satu penjaga untuk diparkirkan.
Pestanya ramai sekali. Dan seperti kata kak Lee, banyak artis yang datang. Kami menemui sang tuan rumah untuk member selamat. Aku memperkenalkan diriku.
Banyak orang yang ngeliatin aku, mungkin mereka agak bingung dengan gadis asing yang jalan-jalan bareng BigBang. Aku jadi nggak begitu nyaman.
“Aku mau ambil minum dulu.” Kataku pada kak Yong yang kebetulan ada di sebelahku.
Aku menatapi deretan gelas di depanku. Malam ini agak dingin, jadi aku mengambil segelas anggur untuk menghangatkan diriku. Konter minuman itu tak jauh berada di bagian depan ruangan menghadap panggung kecil yang ada.
Aku menatap ke depan. MC sudah mulai mengoceh. Tapi aku menatap kosong dan sepertinya agak lama.

Aku baru saja berpikir untuk mencari para oppa yang aku yakin sudah mendapat tempat duduk terlebih dahulu.
“Hey, ada yang bisa kubantu?” kata seorang pria yang tiba-tiba muncul dan menepuk pundakku.
“Ah.. tidak, aku baru saja berpikir untuk mencari tempat duduk”
“Kalau begitu duduklah bersamaku. Kau pasti sangat bosan datang ke pasta seperti ini tanpa teman.” Katanya sok tahu.
“Sebenarnya aku datang bersama beberapa temanku.”
“Owh.. benarkah. Tapi aku yakin mereka akan baik-baik saja kalau kau pergi menemaniku sebentar”
Yah tentu saja mereka baik baik saja. Mereka tidak terlihat pucat saat kami berangkat dari rumah. Yang seharusnya kau katakan adalah bahwa mereka tak kan keberatan, dasar laki-laki bodoh!
Aku mengangkat pundakku. “Maaf, tapi aku tidak mengenalmu” kataku agak kesal.
“Kalau begitu kenalkan, aku… Jung Jin Soo”
“Aku akan memanggilmu Kak Jung. Itu sama dengan oppa.” Kataku dengan cepat “Dan kau bisa panggil aku Yuki, Yukimura Akira.”

Benar dan Salah

Aku menatap lurus-lurus ke depan. Pemandangan kota Seoul yang berkelip kelip menghiasi pandanganku. Aku sedang berdiri di balkon. Anginnya dingin banget buu… ( aku yakin waktu itu slimutku lepas, dan kalo gak salah malem itu kan hujan deres banget, ya panteslah aku kedinginan)
Kak Jung datang membawa dua gelas minuman. Aku sedang berpikir untuk mengerjai orang ini, atau paling enggak pergi darinya. Aku sudah cukup lama bersamanya dan sumpah, dia sok kenal banget..
Tapi nyatanya, aku memang bukanlah orang jahat. Aku tidak berhasil melakukan apapun selain berbicara dengannya. Jadi heran, deh.. kenapa tadi aku mau aja ya, ikut orang ini.
“Kau tidak keberatankan kalau minum dua gelas anggur? Aku tidak menemukan minuman yang hangat selain ini. Aku tau kau kedinginan.” Ia menyodorkan salah satu gelasnya padaku dan meneguk habis yang lainnya.
Seharusnya tadi aku kabur saja, pikirku “Yah.. tidak apa apa. Terimakasih” Lalu aku meminumnya. Hening sesaat.
“Jadi, sudah berapa lama kau di Seoul?” katanya memecah keheningan
“Baru 6 bulan.” Jawabku. Aku berbalik dan menyandarkan pinggangku ke pagar balkon. Sambil memegangi gelasku, aku memandang ke dalam ruangan menembus pintu kaca.
“Dan bahasa Koreamu sudah selancar ini?” katanya
“Ya, sebenarnya sebelum berbahasa jepang pun aku sudah tahu beberapa kata.” Aku jujur sekali, memang anak baik ya..
Di berjalan mengitariku dan berhenti di depanku menutupi pandanganku. Sebenarnya aku sedang melihat kalau kalau ada oppa yang lewat, mungkin mereka sedang mencariku.
“Kau tahu,” katanya sambil menatap entah ke mana , jauh dibelakangku.
Aku mengangkat alisku.
“Aku sering sekali ingin bisa sepertimu” sekarang aku mengerutkan alisku. “Maksudku” lanjutnya, “Yah, kau tau jarang sekali ada seseorang yang bukanlah apa apa, tapi sangat beruntung.”
“Seolah dunia ini jadi milikmu” nie orang ngelantur ya??
“Yah walaupun Indo, Jepang dan Korea bukan semua negara yang ada, tapi sangatlah beruntung. “ katanya. Ia melangkah ke depan dan mendekatiku.
”Kau tinggal di dalamnya, menggunakan bahasanya, mempelajari pendidikannya, berteman dengan penduduknya….” Ia terus berkata kata, dan aku mulai tidak mendengarkan.

Aku memang tidak bisa lagi mendengarkan. Aku memandang lurus melewati bahu Kak Jung. Dua orang itu berdiri dengan ekspresi yang sama sekali berbeda. Kak Kwon dan kak Lee.
Wajah kak Lee begitu kaget dan menegangkan seakan akan ada tulisan “What the hell” dan “OMG” yang besar diwajahnya. Sedang kak Kwon.. Aku rasa itu bukan ekspresi yang bagus.
Tiba-tiba, wajah kak Jung yang menyebalkan itu menghalangi pandanganku. Terlalu dekat. Aku mau mundur, tapi kalau aku mundur aku bakal mati (jatuh). Aku mengalihkan pandanganku ke bawah dengan cepat. Tapi tidak dengan ekspresi yang takut. Aku berusaha seolah memang aku ingin melihat ke bawah.
“Apa yang ka..,” Kata katanya terputus. Aku mendongak dan melihat Kak Jung yang mundur dengan cepat. Tubuhnya berputar dengan agak kasar. Wajah kak Kwon yang merah membentak padanya. Aku tidak mngerti dengan yang ia katakan selanjutnya. Dengan cepat aku merasa tanganku ditarik.
Kak Lee menyembunyikanku dibelakangnya dan membawaku masuk. Kakak yang lain juga di sana. Mereka semua memandangku
“Knapa kau bisa dengannya?” kata Kak Lee cepat.
“Aku tidak tahu, dia mengajakku.” Kataku. Tidak terlalu gugup. “kupikir kita berkenalan, lalu kita berbicara di luar” Jawabku.
“Kalau begitu jangan pernah bertemu dengannya lagi” Kata Kak Young
“Memang kenapa?” belum sempat pertanyaanku terjawab, mereka semua serentak melihat ke satu arah dibelakangku. Aku mengikuti mata mereka. Kak Jung masuk dengan wajah yang terlihat kurang senang. Ia melihat ke arahku, lalu pergi. Ada apa ini?
Kemudian Kak Kwon juga masuk. Menghampiriku dan berbisik “Ikut aku!” sambil menarik lenganku. Aku di bawanya turun dan keluar gedung. Ke samping gedung. Ke sebuah taman kecil. Yang lain mengikuti di belakang. Kak Kwon mendudukanku di salah satu kursi di sana.
“Knapa kau pergi tanpa mengatakan apa pun padaku?” Katanya dengan cepat, hampir saja aku tidak mendengarnya. “Dengan **** itu lagi” lanjutnya dengan sangat mengagetkanku.

Intinya dia cukup marah. Ia tidak suka dengan apa yang dia lihat. Aku tahu itu. Kak Young berusaha untuk menenangkannya. Sedang Kak Dae dan Kak Lee, mereka terlihat speechless. Tapi tiba-tiba Kak Kwon terdiam. Cukup lama, dan lama juga aku terus menatapnya.
“Apa kau menangis?” tanya kak Choi.
Aku memegang pipiku. Ya aku menangis. Aku memang tidak suka dimarahi secara berlebihan seperti ini. Dan aku juga merasa kesal, sampai panas rasanya. Mungkin itu kenapa aku menangis.
Aku menatap Kak Choi
“Pergilah, cuci mukamu!” katanya.
Lalu aku berdiri dan mulai beranjak. Aku melewati Kak Kwon yang berdiri di depanku sejak tadi. Dua langkah melawatinya. Aku merasakan Kak Kwon menarik lenganku. Menahan langkahku
“Maafkan aku” katanya sambil berbalik. “Seharusnya aku tahu kalau kamu tidak tahu apa apa.”
Aku tersenyum “Tidak apa apa” aku memang tidak menyalahkannya. “Sekarang aku tahu kalau aku tidak seharusnya membuatmu kawatir. A...”
Aku belum selesai bicara. Tapi tiba-tiba saja gelap. Mak pet. Tapi aku tahu, hal terakhir yang aku lihat wajah Kak Kwon yang mendekatiku. Kurasa aku tidak pingsan. Aku membuka mataku. Sepasang mata tertutup tepat berada di depan mataku.

Note: Maksud dari judulnya itu, merasa bersalah dengan apa yang telah kulakukan, tapi juga benar mengetahui apa yang terjadi berikutnya.

Aku Akan Slalu Menjagamu

Kalau di lebe in, aku serasa terbang. Padahal yang bener aku rada ketarik ke atas karna Kak Kwon yang sekitar 20cm lebih tinggi dari aku. Untung sih, dari pada sama Kak Choi.. Mungkin dia harus ngangkat aku. (hehe.. malah ngomongin apa sie?).
Kak Kwon tersenyum padaku (cenat cenut.. sampe sekarang aku gak lupa senyumnya) terlihat agak malu malu.. “Hmm Kau tidak keberatan kan?” katanya.
Aku hanya bisa menggeleng, karna.. yah, jujur aja rodo shock.
Beberapa detik kemudian kami hanya saling menatap dengan pikiran kosong. (Paling nggak pikiranku waktu itu kosong. Gak tau ya kalau Kak Kwon mikirin sesuatu, aku kan bukan pembaca pikiran.) Sampe akhirnya Kak Dae berdiri dan mengluarkan sesuatu dari kantongnya.
“Aku bawa tissue basah nie, kamu gak usah ke kamar mandi.” Katanya sambil nyodorin sebungkus tissue. Walau kelihatanya dia gak bawa apa apa, tapi kenapa Kak Dae selalu tersedia barang barang yang memang dibutuhkan. Apa pun yang mau dia bawa, pasti bakal berguna.
Hmm.. Okelah. Aku mengelap wajahku.
“Ayo, mending kita pulang sekarang. Aku gak mau ketemu orang itu lagi” Kata Kak Kwon.

Singkat cerita akhirnya kami pulang cepat, dan sampai di rumah.
Di tempatku, mereka gak langsung pulang. Yah, udah biasa sie.. mereka emang udah kaya kakak kakakku sendiri. Jadi, apartemenku ini sangat terbuka untuk mereka semua. Kak Lee numpang ke kamar mandi. Trus aku ganti baju di kamar. Waktu aku turun, kakak kakak juga dah pada ganti. Pake baju rumah lagi... Ah aku gak mau tahu soal itu.
Pokoknya... Lalu, kita makan gule bersama, karna tadi kita gak ikut acara makan. Wah.. Mereka suka masakanku. Seneng deh..
Setelah itu.. kita  karaokean di ruang tv. yah walau pun aku gak bener2 punya fasilitas itu, tapi paling nggak kita nyetel CD lagu lagu trus nyanyi2 sampe pada capek semua.
“Eh, dah jam 11 nie. Aku dah ngantuk.” kata kak Dae, akhirnya.
“Iya, pulang po? aku dah ngantuk je. Masih nyetir lagi.” tambah kak Choi.
“Ya pulang lah..! Masa kita mau nginep di rumahnya Yuki. Nyadar dong, kita nie cowok, 5, dah tua lagi.” Kata kak Young bikin aku ngakak.. “Lho kok malah ketawa?”
“Nyadar banget sie kalo dah tua, haha…” kataku sambil mematikan tv dan player.

Akhirnya semua dah beres. Sebagai kakak yang baik dan bertanggung jawab, serta orang2 yang tahu aturan (sumpah pidato banget lo, feb), sebelum pulang mereka bantuin aku membereskan hasil kebahagian kita (apaan sie..?! -_-).
Aku ke depan n buka kunci.
“Dada Yuki..” Katan Kak Lee sambil mencubit pipiku
“A AAh Aww… !! iiHH! sakit tahu!” kataku sambil memukul punggungnya. Kak Lee berhasil menghindar dan lari ke luar. Ketawa lagi! Nyebelin. Kak Lee emang nakal bgt.
Yah semuanya pamit. Tapi kak Choi Cuma lewat sambil mengelus kepalaku kaya anak kecil. Trus dia meringis lebar. Apaan sie dia tu.. gajhe!
Waktu semua dah pada pamit dan keluar. aku nyenderin kepalaku di kusain pintu sambil natap punggungnya kak Kwon yang kebetulan jalan di paling belakang, menjauh. Tapi belum ada berapa langkah, kak Kwon berbalik, dan berjalan ke arahku meninggalkan kakak yang lain yang tetep aja jalan dan menuju tangga.
“Kamu inget tatapanya waktu ngeliatin kamu?” katanya. Hmm.. maksudnya kak Jung? kenapa balik ke dia lagi sie?
“Aku tadi sempet liat. Kayanya dia suka sama kamu, Ki.” lanjutnya. Aku mengangguk, tanda aku juga tahu itu.
“Dan.. jujur aja aku gak suka itu. Aku rasa kamu gak seharusnya jadi milik dia.”  Aku tahu itu. Aku tahu dari sikapnya setelah itu. seakan akan kak Kwon ingin berteriak: Jangan pernah dekati dia!! Dia itu setan! .. atau, : Hati-hati! Dia kanibal!!.. dan sejenis lainnya.
“Kamu tahu kan siapa dia?”
“Ya aku sudah tau.. “ walaupun yang aku tahu tetap saja hanya satu hal. Dia orang jahat. Benar benar jahat. Tanpa ada bukti yang menunjukannya, tapi wajah kak Kwon membuatku percaya begitu saja.
Kak Kwon meraih tanganku, “Aku berjanji. Aku tak kan melepaskanmu.” Katanya. Aku serasa mati mendadak. Aku gak bisa apa apa selain denger apa yang dia omongin, dan berdiri diam. Bahkan nafasku jadi sesak.
“Aku berjanji.” katanya dengan tersenyum “Aku akan selalu menjagamu”. Lalu ia mencium keningku.
“Aku pergi sekarang. Kurasa mereka sudah menunggu.” katanya lalu tersenyum dan pergi, sedang aku… aku hanya bisa mematung di tempat. Tak terlihat ekspresi apapun di wajahku. Senyum tidak, kaget tidak, biasa saja.
Sampai akhirnya aku melambaikan tangan saat kak Kwon yang mau menuruni tangga kembali melihat ke arahku. Ia membalas lambaianku sambil tersenyum dan kemudian turun. Dan kemudian tak terlihat lagi.
Aku masuk ke dalam. Aku tahu apa yang baru saja terjadi. Aku juga tahu kalau itu sama sekali tidak terlihat seperti hubungan kakak adik ataupun sahabat apalagi teman. Tapi entah mengapa, seolah tidak ada yang salah dan semua itu terjadi begitu saja. Natural. Tidak dibuat buat atau pun dipakasakan.
Aku mematikan lampu di ruang tv. Masuk kamar. Dan akhirnya aku tertidur.

Note:  Pertama, aku dah capek gonta ganti bahasa indo dan iggrs. Repot. Kedua, kalian tau gak?! habis nulis part 4 ini, aku langsung nunduk dan nangis.. yak nangis. dan yang ketiga… Hmm sebenernya, mimpiku selesei di sini. Tapi masih ada banyak mimpi lain yang berhubungan dan sepotong2. Biar seru, aku ringkes jadi satu dan kujadiin lanjutan cerita ini dengan 60% buatanku. Selamat menikmati ya.. :D

Bagian 2

Birthday Beach Party (Part 1)

Aku masih belum bisa melupakan apa yang telah terjadi di malam itu (wuss… kata2nya..). Tapi serius!! Aku merasa di mimpi ini aku lebih dewasa. Coba kalau di dunia nyata, pasti aku dah mati cenat cenut.
Sepanjang perjalanan ke sekolah pagi itu, aku gak berhenti memikirkanya. Hmm.. Sebenernya gak sepanjang pagi, tapi udah 3 hari!! Dan aku rasa, dari pada aku jadi korban perasaanku sendiri, lebih baik aku cerita ke seseorang (curhat ni ye..)
Okey... aku putuskan untuk curhat sama siapapun. Siapa pun yang pertama kali kutemui di sekolah. Tapi tentunya yang logis dan aku kenal. Masa nanti aku curhat sama tukang parkir atau petugas bersih2 yang sering nyapu di depan sekolah. Pliss deh!
Habis markir sepeda, aku langsung lari masuk sekolah, menuju lokerku. Naruh tasku di dalam sana. Ngaca bentar.  Ngambil buku. Pokoknya kaya biasanya.
Liat kanan kiri. Ko temen temen gak keliatan ya… Pada ke mana ya? Kurasa aku gak melewatkan apapun hari ini. Sebagian besar orang yang lewat gak aku kenal. Yah sudahlah.. *pasrah*. Aku nutup pintu lokerku. Tiba tiba!! *jeng jeng**Alay mode on*
Muncul wajahnya Pyoel Xian di balik pintu lokerku. (Ohh Kezia! U’re my hiro.) Agak kaget si.. “Ah.. Pyoe Xian!” kataku
Mendengar itu, dia yang lagi beresin isi lokernya langsung mendongak. “Ah.. Apa?” katanya agak bingung.
Aku lupa kalau ternyata lokernya ada di sebelahku. Hehe.. bodoh ya.
“Aku mau cerita deh.. “ Kataku agak malu malu. “Curhat gitu..”
“Owalah.. kukira apaan” katanya “Ya udah, cerita aja.”
“Hm.. beberapa hari yang lalu, aku tu….” Bla bla bla intinya aku cerita semua yang aku alami ke dia. Yah karna ceritanya bikin cenat cenut, tingkahku jadi agak aneh. Agak geli, Pyoel Xian cuma meringis aja dengerinya.
“Kamu tahu gak..” kata Pyoel Xian memotong pembicaraanku yang baru sampe bagian pulang ke rumah.
“Apa?”
“Aku dah tahu crita itu.” Kata Pyoel Xian sangat mengagetkanku.
“Hah??! Dari mana?”
“Dari Kak Lee” katanya, yang tambah bikin aku bingung.
“Dua hari lalu, Kak Lee juga dah cerita.” Lanjutnya “Dia shock banget. Katanya, ‘kak Kwon yang udah hampir kukira gay, tiba-tiba, di saat yang tak terduga mencium gadis belia adik kelasnya sendiri’.” Katanya. Aku yakin dia meniru persis apa yang dikatakan Kak Lee. Kak Lee kan alay.
“Owh.. “ Kataku kayak anak blo’on. “Tapi dia belum cerita, kan. Kalau pas pulang, Kak Kwon sempet balik… dia bilang… trus dia… dia juga bilang…” Kataku. Sambil cerita, kita terus jalan ke kelas.
“Ya ampun..! Itu sama sekali gak kaya hubungan kakak adik, sahabat, apalagi temen” Katanya setelah aku selese ceria, dan njiplak kata kataku.. -_-!
“Iya.. Aku juga mikir gitu. Itulah yang ingin aku curhatin.” Kataku.
“Trus apa yang kamu lakuin waktu itu?” Yap! Kata katamu itu sungguh mengingatkanku dengan sikap batu yang kutunjukan, Pyoel Xian. “ Diam dan diam.” Kataku. “Paling enggak aku sempet ngangguk dan dada-dada waktu dia mau pergi.”
“Yah.. pastilah. Aku juga gak tahu harus apa kalau aku jadi kamu.”
Sampai di kelas. Kita spontan duduk sebelahan. Kelas masih mulai 10 menit lagi. Masih da waktu untuk ngobrol banyak.
“Aku boleh kasih tau gak, semua pikiranku tentang kak Kwon?” Kataku spontan. Aku seneng deh, karna aku bisa ngerasa nyaman banget ngobrol sama Pyoel Xian.
“Boleh banget!” Katanya agak kenceng. Terlihat senang. “Malah itu yang dari tadi pingin aku denger..” katanya gembira sekali.
Aku meringis.. “Yah, sebenernya ngeliat kak Kwon yang kayak gitu, keliatan banget kalau dia agak tersiksa dengan kejadian itu. Aku ada curiga kalau dia cemburu.”
“Oww.. “ kata Pyoel Xian. Terlihat tertarik.
“Tapi aku gak terlalu yakin. Mungkin aja dia kaya gitu memang karna dia amat benci sama kak Jung.”
“Oww..” Kata Pyoel Xian. Terlihat kecewa
“Karna itu, aku ngerasa sedih sama dia. Tapi, aku juga seneng.”
“Owh??” Kata Pyoel Xian. Kali ini agak bingung
“Yah, aku sedih. Gara gara aku jadi kaya gini. Tapi aku juga seneng karna ada kemungkinan dia cemburu… “ Aku berpikir sejenak..
” Kenapa aku seneng?” Kataku akhirnya.
“Ow..ow..ow..” Kata Pyoel Xian penuh senyum licik.
“Gak da kata laen ya!!” Aku spontan aja dengan suara lantang (tanpa aku sadari). Dan ternyata pada saat itu juga, guru jam pertama masuk. Mukanya agak kaget sie. Aku langsung nutup mulutku. Tapi, untung gurunya cuek. Jadi, dia diem aja dan trus jalan ke meja guru.
Okey. Sepertinya, cerita cukup sampai di sini.

Baru aja keluar dari kelas ma Pyoel Xian. Kita rodo heran nie, karna temen2 yang laen, yang biasanya nongol-nongol sekarang gak keliatan sama sekali barang sehelai rambut pun. Aneh.
 Pyoel Xian terlihat agak bingung dari tadi, “Aku ngerasa ngelupain sesuatu deh” katanya.
Kita jalan terus sampe tempat parkir sepedaku. Tapi, betapa kagetnya aku waktu liat ternyata sepedaku dah gak ada di posisi semula. Aku liat kanan kiri untuk memastikan klw aku emang gak salah liat. Emang bener, dan tempat tadi aku naruh sepedaku kosong. Masa ada yang nyuri?
Aku mendekat.
“Yuki..” panggil Pyoel Xian dari belakang, menghentikan langkahku.
Aku menengok, “Tanggal berapa sekarang?” katanya
Aku berpikir sejenak. “Tanggal 12” jawabku.
Pyoel Xian langsung menganga. “Astaga..!! Aku sangat terkutuk hari ini!” serunya.
“Eh?! Kok bisa?” kataku agak kaget.
“Ayo ikut! kita dah telat.” Katanya sambil narik tanganku. “Hari ini kak Lee kan ultah, aku lupa sama sekali buat kasih tau kamu.” Katanya cepat. “aku tahu di mana sepedamu.” Hey, dia membaca pikiranku?
Aku terpaksa berlari untuk mengikuti langkah Pyoel Xian. Menuju ujung jalan, kami berbelok. Aku bahkan belum selesai berkedip, aku merasakan angin yang kencang sekali. WUSS!!! Hampir saja melepaskan rambut-rambutku yang indah ini dari kepalaku.
Aku menabarak Pyoel Xian yang tiba-tiba berhenti di depanku. Aku mendongak. Aku melihat wajah-wajah yang taka asing, yang sedang mengendarai  4 moge dan satu mobil yang kapnya terbuka berada di depan kami.
Kak Lee berhenti tepat di depan kami mengendarai mogenya
“Kalian sangat terlambat” katanya.
Semua tmen ada di sana. Wung Min diboncengin kak Choi. Ka Lee dan Ka Kwon masing2 bawa motor sendiri, Kak Young sama Seung Ha di motor lain. Sedang Tae Ri yang nyupir Mobil (apalah itu namanya) yang berpenumpang Yu Ka, Jae Min dan Kak Dae.

Birthday Beach Party (Part 2)

“Jadi, kita bakal camping di pantai 3 hari 2 malem. Semua pakaian ganti dah beres. Pokoknya kamu gak usah kawathir” Kata kak Kwon.
Angin yang sangat kencang menerpa wajahku membuatku berpegangan erat pada kak Kwon. Aku benci naik moge kaya gini. Naiknya susah dan pantat motor yang agak naik selalu bikin aku merosot ke depan.
“Kita sebenernya gak tahu juga sie apa aja yang bakal kita lakuin.” Lanjut kak Kwon. Sulit sekali untuk mendengarkannya. Suaranya seperti kabur terkena angin.
“Lah?! Trus?”
“Yah semuanya dah jadi surprise bwt kita. Gak cuma buat Seung Ri.”
“Siapa yang ngurus?” Pernyataan tadi sangat gak masuk akal. Siapa yang bakal ngurus acaranya? Gak mungkin dong kita dateng ke tempat tanpa gak tau mw ngapain.
“Kru YG.” Jawabnya singkat. Untung aku denger. Tapi.. ha?!
“Kru YG?!”  heloww... masud loh?? “Mw jadi acara tipi gitu?” kataku dengan logat medok yang sangat menjiwai.
“Apaan tuh tipi?”
“Ehmm... tv maksudnya”
“Oh.. haha..” malah ngakak tuh cowok.
“Kok ketawa!?” kataku agak keras
“Habis kamu lucu sie.. panik gitu.” Yah panik lah.. gue kan gak pede. Belum mandi dari kemaren, belum keramas, ada jerawat lagi. (sok ba..nget..) “Tenang.. ini cuma buat dokumen seru2 aja. Gak bakal masuk tipi.. haha..”
“Sialan lu!”

Okey. Sampai di tkp. Aku melihat bentangan pasir putih dari ujung sampai ujung. Bersih ya.. tapi tetep aja jelek. Atau mungkin aku emang udah biasa ngeliat pantai2 keren di Bali yang bening dan keren tapi kotor karna tangan2 yang gak bertanggung jawab. Okey, hentikan itu.
“Lah.. kok sepi?” kata Tari.
“Hari pertama, kita emang gak langsung camp di sini. Kita nginep di resort itu sehari” Kata kak Dae sambil nunjuk ke arah salah satu bagunan yang bagian depannya kaya gasebo gasebo gitu..
“Dari mana kau tahu??” kata kak Young agak kaget.
“Dapet sms.” Jawabnya sambil meringis dan mengacungkan hpnya.

Singkat. Aku satu kamar ma Wung Min dan Seung Ha. Baju yang ada bukan punya kita.. yang penting pas deh, lagian boleh kita ambil ko.. katanya.
Intinya, hari itu setelah ganti baju, kami diajak kumpul di bagian restoran. Sambil makan siang, kita dijelasin apa aja yang bakal kita lakuin. Kita dikasih selebaran jadwal acara kita selama 2 hari berikutnya.

Tanggal 12
Hari ini kita bakal pesta buat Seung Ri. Sebelumnya, kalian harus tetep di resort ini. Gak boleh ke mana-mana. Bebas mau ngapain aja. Kita kumpul di pantai jam 06.30 PM. Yang telat ada hukuman.
Tanggal  13
bangun jam 07.00 trus langsung mandi. Mancing ikan buat makan siang. Sarapan. Games sebagai pembangkit semangat. Bakar ikan. Makan siang. Sedikit permainan air dengan hadiah dan beberapa kegiatan seru (masih dirahasiakan). Mandi lagi.. diri’in tenda. Berburu. Masak. Makan. Love game. Istirahat. Tidur.
Tanggal 14.
Pada hari ini, kalian full bebas mau ngapain aja. Tapi, makan harus cari sendiri. Tugasnya Cuma satu kalian harus bikin 2 hadiah. Yang satu untuk Seung Ri dan satu lagi terserah mau buat sapa. Ingat! Bikin, bukan beli atau ngasih yang udah jadi. Kalian harus usaha buat bikin hadiah itu.
Hadiah harus udah selesei dan diserahkan max sampai jam 08.00 hari ini. Kalian harus serahin senderi dan terserah gimana, dimana, kapan.
Good luck!

Kalo gak salah isinya kaya gitu. Okelah. Setelah itu kita kembali lagi ke kamar masing masing.
Rada bosen sie, jadi aku sedikit mengeksplorasi. Kamarnya gak terlalu lebar tapi cukup nyaman. Kalau kalian tahu, mungkin seluas kamar hotel Phoenix tapi yang kelas biasa. Kasurnya juga ukuran dua orang tapi cukup juga buat bertiga dengan kasur tambahan di bawahnya. Langit langitnya dua tingkat dengan sedikit ukiran di antara keduanya. Bagian yang paling tinggi yang tengah.
Kamar mandi juga standar. Model ruangnya kaya kmar mandiku di apartemen. Cuma bedanya di sini lebih nuansa desa gitu. Wastafelnya aja batu.. kaya granit gitu. Selain dua ruangan itu, ada balkon juga yang dipisah dengan pintu kaca. Membuat ruangan jadi terang kena sinar dari luar. Hemat listrik.
Aku buka pintu. Maunya sie liat2 ke luar. Eh, ternyata anginnya kenceng banget. Maklum, menghadap langsung ke laut. Bau lautnya kerasa banget. Jadi kangen rumah di Bali.
Akhirnya, aku duduk2 di luar sambil minum teh yang aku temukan di lemari di bawah tv. Ternyata di lemari itu ada kulkas kecil. Da sirup, bir, juice macem2 deh. Ada juga kopi, teh gula, n garem sasetan. Mungkin akal2an biar pelayannya gak usah bolak balik bikinin dan kita bisa bikin sesuai selera.
Gak lama, trus aku masuk lagi. Ternyata temen-temen dari kamar sebelah pada ngumpul di sini. Biasa, ngobrol.
Kita ngomongin macem-macem yang kayanya gak perlu kutulis. Tapi, lama-lama bosen.
Aku sama Yu Ka akhirnya keluar kamar. Jalan2 aja sie, yang penting kan gak keluar resort. Kalau gak salah kamarku nomer  112 , Yu Ka dkk nomer 113, sedang cwo2 tepat di depan kita nomor  119.
Waktu keluar, kita mendapati ada preman pasar lagi nongkrong. Saking gak da kerjaan, cwo2 tu cuma pada duduk ndeprok di depan kamar. Ada yang cuma pake singlet plus celana cekak, ada juga yang kaosan plus boxer. Bener-bener kaya pemulung.
“Tolong!! Ada anak ilang!” teriak ku ke dalam kamar.
Jae Min yang lagi duduk di deket pintu, mencondongkan badannya dan mengitip melalui aku dan Yu Ka.
“Haahaha.. Iya, anak ilangnya ada empat.” Katanya. Memang, kak Young gak kliatan
“Sialan kalian. Kita bosen tahu..” kata Kak Lee.
“Sama. Enaknya ngapain ya..?” kata Yu Ka.
Saat kita lagi pada merenungi nasib, kak Young datang dari perantauan. Berhenti. Berdiri diam menatap kita dan menggumamkan kata-katanya dengan begitu cepat “Ada kolam renang di belakang. Renang yuk.” Katanya sangat datar dan polos.
“Yuk!” Kak Kwon, Choi, dan Kak Lee serentak berdiri dan lari nggaet tangan kak Young. Mereka cepet banget.
“hey! Tunggu..” teriak Kak Dae.
 Begitu kak Dae berdiri, aku langsung lari begitu aja dan nduluina dia. Gila aja men! Berenang! Ya mau dong.. sepertinya beberapa temen-temen cewe juga pada ikut lari. Kita sudah muak dan jenuh dengan menunggu


Birthday Beach Party (Part 3)

Mataku membelalak melihat kenyataan yang ada. Ternyata, di belakang ada yah.. sejenis waterboom! Boom! Boom! (gak nyante). Aku gak bisa memendam kegembiraanku saat air kolam yang menyiprat keluar karna kak Young yang langsung lompat duluan, mengenai pipiku.
Kak Lee juga udah mau lompat tapi kak Choi nahan dadanya dari belakang sampe nekak. Kak Kwon yang liat itu langsung lari menghampiri dan ngangkat kaki Ka Lee. Mereka ngayunin ka Lee bareng2 dan nyeburin dia.
Aku denger suara gaduh dari belakangku. Kak Dae dateng dengan temen2 yang lain. Ka Dae langsung aja lari masuk kolam dan nyeret Yu Ka dan Jae Min di kedua pelukannya. Saking kagetnya, Yu Ka sampe njerit. Hehe.. semoga dia gak minum air.
Trus, barengan itu, kak Choi ndorong Seung Ha dan Wung Min masuk kolam. Mereka gelagepan. Ternyata mereka gak bisa berenang. Tapi untung da Ka Young yang langsung megangin mereka dan mbawa mereka ke pinggir lagi. Gak sesebel Wung Min, Seung Ha masih rada berani, jadi dia sambil masih dipegangin sama kak Young jalan2 dipinggir doang. Tapi, Wung Min marah banget. Kak Choi ngangkat dia dari kolam. Wung Min dengan muka masam langsung diem aja dan duduk agak jauh dari kolam. Kak Choi yang terlihat agak merasa bersalah, menghampiri dia.
“Yah.. Maaf deh. Aku kan gak tahu kalau kamu takut air yang dalem gitu.” Kata ka Choi.
Wung Min diem aja.
Kak Choi mendesah, lalu duduk disebelahnya. Kak Choi hanya duduk diam aja sambil menatapi temen2 yang lain. Kurasa dia cuma mau nemenin Wung Min sampai agak baikan.
Sedang aku… aku diem aja.
Aku merasa gak terlalu diperhatiin. Tapi itu baik, “Kayanya gak bakal ada yang nyeburin aku deh” kataku tanpa sadar.
“Oh ya?!” aku mendengar bisikan itu dari belakangku. Aku belum sempat menengok ke belakang  tapi, aku merasa tubuhku langsung terangkat begitu saja dan sepasang tangan memeluku erat dari belakang. Byur! Aku langsung diam dan memejamkan mata. Aku gak berani teriak karna kemungkinan aku bakal minum air. Tapi aku gak kaget ko.. aku emang agak susah untuk dikagetin.
Air yang dingin itu menyentuh badanku, dari kaki sampai jauh melewati kepala. Dan setelah itu, aku bisa ngerasa tangan yang tadi meluk aku perlahan melepaskan diri. Yah tentulah ngelepasin aku, dia kan pasti juga mw berenang ke atas. Kayanya aku jatuh ke kolam yang 2m. Aku belum pernah sie nyemplung ke kolam yang jauh lebih tinggi dari aku. Tapi, aku tahu klw aku bisa.
Aku berusaha menggerakkan kakiku, dan berenang ke atas. Dan membuka mataku saat aku merasa air yang mulai menyusut di dahiku. Dan pada saat itu juga, aku bisa melihat sepasang mata. Tepat didepannku. Aku langsung degdeggan. Aku kaget banget pas itu.
“Hahaha..! aku rada kawatir kalo kamu gak bisa renang. Tapi ternyata bisa..” kata ka Kwon dengan senyumnya yang biasa, yang (baru baru ini kusadari) menghanyutkanku.
Tanpa sadar aku juga tersenyum. *auw.. cenat cenut*

Gak selang lama, kita menemukan wahana cool begete.. (bgt). Di dalem mimpiku, sebenernya itu seluncuran biasa. Tapi modelnya kaya roller coster. Karna agak ekstrem, mereka memberlakukan peraturan tinggi badan. Ketat banget, sampe-sampe aku n Wung Min tu dah paling pol pendeknya. Yu ka n Seung Ha aja gak memadahi, yang lain sie masih cukup tinggi. Apalagi cwo2 itu, mereka kan kaya genter. Tapi karna dah ngebet banget pingin naek, akhirnya pak penjaga membolehkan kami asal ada temennya yang tingginya jauh lebih memenuhi standar. Karna aku n Wung Min paling mentok, tetep harus ditemenin.
Pak petugas nyaranin biar Seung Ha ditemenin kak Choi, karna kak Choi yang paling tinggi. Tapi Seung Ha gak mau. Gak tahu tuh.. dia emang kliatan agak takut atau.. entahlah, ragu gitu kalo sama kak Choi. (Emang kak Choi nyeremin ya?) Kebetulan Ka Young juga mw maen, jadi dia yang nemenin Seung Ha.
Sedang kak Choi, dia masih berusaha membujuk Wung Min.
“Ayo, kita naik seluncuran” Katanya
“Hmm.. Gak ah. Aku gak berani” kata Wung Min agak ragu. Ia menatap kak Choi lurus lurus
“Ayolah… kamu gak bakal selamanya takut kaya gini, kan?” Ia menatap Wung Min dengan penuh harap, “Lagian aku temenin ko. Kamu gak bakal kenapa-napa wes, sama aku” Kata kak Choi meyakinkan.
Terlihat agak ragu, Wung Min mendekati tempat awal seluncuran. Melongok ke bawah. Ia menggigit bibirnya.
“Oke.. aku percaya sama kamu” katanya kemudian sambil tersenyum sama kak Choi.
Kak Kwon yang (secara gak sadar, ternyata) dari tadi ngobrol sama aku sambil berenang, (akhirnya) ngajak naek seluncur roller coster. Yey!! (teriakan anak tk). Aku duduk duluan di ambang mulut seluncuran. Kak Kwon dibelakangku. Hm.. aku merasa agak aneh. Mungkin karna gak biasa. Aku menekuk kakiku ke atas dan memeluk keduanya erat. Aku duduk di depan kak Kwon, diantara kakinya.
Kita meluncur.. wuuu…www…aaaa…. (edan) lumayan cepet lo. Jadi aku agak takut. Kak Kwon megangin pinggangku, biar aku gak terlalu misah kedepan. Aku merasa agak risi karenanya. Tapi, aku diem aja. Aku gak mau keliatan norak.
Seingetku, seluncurannya itu merosot ke bawah trus muter beberapa putaran. Dan bagian yang paling seru itu bagian akhir seluncurannya yang naik ke atas, membuat kita terlempar ke atas. Tapi untung gak terlalu tinggi. Aku dah takut banget.. tapi seru ^_^

Tenggelam dalam kegembiraan. Gak nyadar dah hampir jam 6. Wah.. satu jam lagi kita harus sampai di pantai. Yah.. dengan berat hati kami menyudahi kesenangan kami. Naik ke atas dan rebutan kamar mandi.
Emang rada sial, ya. Aku dapet giliran masuk kamar mandi paling akhir, dan pas aku dah selese, kamar dah sepi. Semua dah pada pergi duluan. Ninggalin aku!! Aku liat jam, masih 10mnt lagi ko. Wuh.. untung gak telat.
Buru-buru pake baju. Aku Cuma pake tanktop n hot pant pantai biasa. Aku tadi liat temen2 yang laen juga cuma kaosan dan celana pendek.
Dengan cepat, kemuadian aku membuka pintu. Belum benar-benar keluar. Aku melihat ke kamar depan dan sebelah kiriku. Memperhatikan kalau-kalau masih da yang di dalem. Tapi, sepertinya sepi.
Aku keluar lalu berbalik menutup pintu. Tapi kemudian, aku menghentikan gerakanku. Aku menangkap dua orang yang tak asing di sudut kiri pandanganku (Ingat, aku sudah berbalik. Mereka berjalan ke arah kanan kamarku). Aku menoleh.
Mereka terus berjalan menuju lift terdekat yang berada di sebelah kanan kamarku (makanya aku gak liat mereka sebelumnya, waktu aku inguk2)
Wung Min mengayunkan tangan kak Choi yang digenggamnya.
“Aku berharap, nanti akan ada kue yang besar dan enak.” Kata Wung Min penuh senyum
Kak Choi membalas senyumnya. Itu membuatnya terlihat unyu, “Ya, aku juga.” Katanya.

Birthday Beach Party (Part 4)
  
Bareng sma Wung Min n Mr. TOP, aku turun ke bawah dan nyusul yang lain. gak terlalu jauh di bawah, kita dah ketemu sama tmen2 yang lain. Kak Lee yang lagi ditutun ma kak Kwon ke bawah, matanya ditutup. Menurutku kak Lee waktu itu lucu bgt. Kya anak o’on yang ilang.
Sedikit pendiskripsian. Ada meja panjang terbentang di pinggir pantai.  Beralaskan pasir yang halus, kami bersenang-senang. Di bagian awal kami masuk, ada dua bambu yang dipancangkan. Mereka memasang rangkaian tulisan “Happy Birthday Lee Seung Hyun” yang terbuat dari dedaunan di antara kedua bambu itu di bagian atasnya.
Di atas meja, ada kue yang menurutku cukup besar. Blackforest!! I like it!! Kita kemudian berfoto bersama. Aku ingin sekali memperlihatkan fotonya, tapi itu sangat mustahil. Kuharap suatu saat nanti ada printer yang bisa mencetak gambaran otak kita.

Gak terlalu banyak yang kita lakukan, sie.. tapi ada satu kejadian di mimpiku yang bikin aku ngakak ngingetnya. Waktu Kak Lee dikejar-kejar sampe guling2 di pasir, trus diciumin sama kak Kwon. Wkwkwk kocak.

Okey, pesta selesai. Kita masuk kamar agak larut. Sekitar jam 11. Oh, itu udah larut banget. Gak lama tiduran, bahkan mungkin gak sampe 1 menit, aku langsung lelap. Aku gak tahu apa besok bakal ada yang bangun jam 7. Khekhekhekekek…
Kebiasaan bangun pagi. Aku benci bgt kebiasaan yang satu itu. Membuatku sudah melek jam 5 pagi. Tapi gilak.. berat bgt mataku. Jadi, aku tidur lagi. Bangun lagi. Liat jam, setengah 6. Tidur lagi.. sampe yang kelima kalinya aku bangun dan liat jam. Jam 7 kurang seperempat.
Trun dari kasur dengan susah payah. Kasurnya dah sampe acak2an. Kaki Seung Ha ada di perutku. Dan tanga Wung Min di wajahku. Aku tidur paling pinggir dan Seung Ha di tengah, tapi tangan Wung Min yang panjang itu masih bisa menggapai wajahku.
Berjalan sepoyongan kea rah kamar mandi. Aku bener2 kaya orang mabuk. Beberapa kali nabrak kursi dan tembok. Aku masih belum membuka mataku sampai di depan pintu kamar mandi. Aku meraih gagangnya dan memutarnya. Terkunci. Aku membuka mataku menatap gagang pintu. Kuputar lagi dan sedikit mendorongnya. Aku menengok kea rah kasur. Wung Min dan Seung Ha masih di sana. Ada siapa di kamar mandi?
Aku mengembalkan pandanganku ke pintu, dan tepat didepan wajahku, aku melihat selembar kertas yang ditempel di sana.

“Hdup kalian terlalu bahagia. Menggunakan kamar mandi mewah dan air panas di pagi maupu malam hari. Kali ini, kalian tidak bisa menggunakannya. Turunlah kebawah, ke muara. Kami menyediakan kamar mandi special.”
“Jadilah yang tercepat..! karna kamu akan mendapat satu fasilitas enak untuk kegiatan selanjutnya, kalau berhasil jadi yang paling cepat.”

Aku ingin untuk tidak membangunkan yang lain. tapi, itu terasa sangat egois. Jadi, aku menggoyangkan Wung Min dan Seung Ha.
“Aku hanya akan membangunkan kalian sekali.” Kataku.
Mereka hanya menggeliat-liat dan mengeluh.
Seung Ha mengintip dari balik bantalnya. “memang jam berapa sekarang?” katanya sangat malas.
“jam 7” kataku dan langsung lari keluar.
Aku mengetuk dua pintu lain dengan ribut dan tanpa peduli dengan penghuninya langsung lari kebawah. Aku takut kalau-kalau sudah ada yang bangun. Aku membawa anduk, dan sikat gigi.

Sampe di pantai. Ingak inguk. Aku mencari sesuatu yang terlihat seperti muara. Tapi tidak ada… Lah? Mana? Aku berjalan agak jauh lagi. Aku menangkap sesuatu yang mengkilap di sudut pandanganku. Terlihat seperti fatamorgana, tapi aku tahu itu tidak mungkin terjadi. Jadi, pasti itu muaranya.
Benar. Aku sie gak terlalu khawathir, tapi aku gk bayangin apa yang bakal temen2 bilang klw mereka melihat kamar mandi ukuran 2x1m yang hanya terbuat dari anyaman bambu/gedeg ini. Gak mau buang2 waktu, aku langsung aja mandi. Mumpung sepi. Nanti klw udah rame kan bisa bahaya.
Tempatnya cukup bersih dan rapi. Air dari muaranya juga baik2 saja. Dan sabunnya.. hm bagaimana menjelaskannya, ya. Di dunia nyata, sabun itu sering dipake sama mbah buyutku. Itu buatan mbah canggahku (ribet ya). Aku gak tahu itu dibuat dari apa. Pokoknya klw kamu pake sabunnya itu, bakal terasa keset banget dan baunya semerbak kaya kayu pohon.

Selesai mandi. Keluar dan ngeliat Yu Ka dan Jae Min yang terengah-engah. Kasian de, udah buru2 sampe sini. Eh.. keduluan. Dibelakang mereka, kakak yang lain juga pada lari-lari. Mereka berhenti untuk saling mendorong dan menarik, saat melihatku yang sudah selesai mandi.
“Apa ini?! Kami terus belari sepanjang pantai dan hanya menjadi yang terakhir.” Kata kak Dae.
“Jadi.. kita terlambat?” kata kak Young dan kak Choi hampir bersamaan.
Kak Kwon melihat ke dalam kamar mandi. “Apa ini?” katanya, tidak yakin.
“Apa lagi? Kamar mandi!” Kata Jae Min gak nyante.
“Mereka pasti bercanda. Kita tidak mungkin mandi di sini. Lihat! Bahkan sabunnya saja tidak berbusa” Yu Ka menggosok-gosok sabun itu di tangannya berkali-kali.
“Justru itu sabun alami ya.. bagus banget buat kulit.” Kataku. “Udah.. mandi aja, gak usah cerewet.”
Aku berjalan meninggalkan mereka. Dan kembali ke resort.

Singkat cerita, ternyata waktu balik ke kamar, kamar kita dah dikunci. Jadi hari ini, begitu kita ninggalin resort, kita dah gak boleh masuk lagi. Dengan kata lain, sekarang kita berkemah di pinggir pantai.
Keuntungan yang aku dapat karna jadi yang pertama selesai mandi adalah.. Dapet pancingan buat mancing ikan buat makan siang. Kita sarapannya Cuma roti ma susu. Itu adalah satu2nya makanan yang disediakan. Sedang untuk makan selanjutnya, kita harus cari sendiri.
Karna bapakku hobi bgt yang namanya mancing, jadi aku rada ngerti apa aja yang bisa dilakukan ataupun digunakan buat umpan. Kak Dae dan kak Young dengan susah payah manjat pohon kelapa yang cukup pendek. Mereka aku suruh ngambil bagian tengah daunnya buat jadi pancingan. Sedang yang cwe2 kusuruh nyari anakan udang dipinggir pantai.
Menerutku ini sangat menyenangkan. Tapi ada juga yang mengeluh.
Kita dapet ikan tuna 2, tongkol 2 dan kakap. Hmm.. enak.
Ternyata, kita selesai mancing jam 12. Jadi sekalian aja, barengan sama sesi games. Karna dadakan, jadi sedikit agak kacau. Para panitia (panggil saja begitu) harus menyiapkan permainan yang berhubungan dengan makan. Yah.. gak terlalu penting untuk diceritakan.


Birthday Beach Party (Part 5)

Hm.. sebenernya gak terlalu banyak yang menarik untuk diceritakan pada hari kedua ini. Ah.. aku jadi bingung mau nulis apa.. Eh ya, sebelumnya aku minta maaf karna mungkin tulisanku ini gak begitu bagus, saya sedang tidak terlalu niat.

Selama kegiatan hari itu ckup menyenangkan. Main air di pantai. Aku dapet kalung yg di mv vvip lo.. gara-gara aku berhasil bertahan paling lama di atas banana boat. Tapi sebenernya itu gak bakal terjadi, kalau kak Lee tidak mengorbankan dirinya untukku.
Waktu itu, tinggal kita berdua di atas banana boat. Kapalnya dah miring bget, dan aku dah mau jatuh. Kak Lee sie enak aja, kakinya kan panjang.. masih bisa cemantel sama kapalnya.
Entah apa yang dia pikirkan. Dia narik aku ke atas biar gk jatuh. Tapi, karna itu dia jadi jatuh.. -_-“ dasar bodoh.

Kalau Love game tu, cuma permainan comblangan biasa. Eh, sempet ada yang kacau bagian yang kacau banget si... Waktu matanya pada ditutup semua, trus cwo sama cwe adep adepan. Tpi, gak da yang tau siapa yang di depannya.
Mungkin pada ngira, karna saling berhadapan bakal dapen pasangan lawan jenis. Tapi ternyata tidak!  Aku malah ketemu ma Jae Min, Pyoel Xian – TOP, Seung Ha – GD, Youngbae – Seungri, Wung Min – Yu Ka.. Lah kacau..

Skip aja deh.. Hari Ketiga 14 Des..
Seperti yang sudah diberitahukan. Aku Mencoba berpikir.. apa yang bisa aku buat untuk Kak Lee?  Aku bener-bener gak ada ide..
“Kalian mau bikin apa?” Seung Ha masuk ke dalam tenda. Oh ya, isi tendanya sama dengan pembagian kamar sebelumnya.
“Gak tau ah.. bingung” Kataku
“Aku juga gak tau mau bikin apa” Kata Wung Min sok melas.. “Masnya mendadak si kasih taunya..”
“Soalnya kalo gak mendadak, kita bisa siapin dulu.. kan gak seru. Ato malah beli sekalian, sebelum ke sini.” Ktaku.
“Tanya yang lain ah.. Sapa tahu dapet inspirasi..” Kata Wung Min. Dia beranjak keluar.
“Dan aku juga ingin tahu, apa yang kak Choi buat.” Katanya kepada kami sebelum ia pergi.
Hm.. Sebenarnya kau sedikit curiga, kenapa mereka (Wung Min n Kak Choi) mendadak terlihat dekat. Atau mingkin, mereka memang sudah dekat. Entahlah, aku kan tidak pernah tau apa saja yang mereka kerjakan selama tidak di sekolah, atau saat berada di acara2 macam ini.
Not my bussines.

Waktu itu, kalo gak salah masih sekitar jam 7 pagi. Angin pantai pas lagi sejuk-sejuknya nie. Ada beberapa nelayan yang terlihat. Mereka baru pulang setelah mencari nafkah seharian.
Aku lagi jalan-jalan di sepanjang pinggir pantai. Gak lama jalan, aku nemu kerang baguuus banget.. bersih, dan warnanya cantik deh..
Hmm.. Gimana kalau ini aku bikin buat bandul kalung aja ya? Pasti cantik deh.
Aku memperhatikan kerang itu baik2. Aku memutarnnya untuk melihat sisi sebaliknya. Aku melihat ujung yang kasar di bagian belakangnya. Ternyata, kerangnya itu dah pecah..! Yah.. sayang deh.
Aku melihat-lihat ke bawah.. siapa tahu nemu pasangannya satu lagi.  Tapi, tidak ada.. Ya sudahlah. Gak papa, tetep bagus kok.
Setelah cukup lama berjelajah.. Akhirnya aku tahu bakal bikin apa aja. Aku Tadi sempet minta benang sama slah satu penduduk setempat buat kalungku.. eh, ternyata malah dikasih benang woll banyak banget. Warna warni lagi. Jadi tambah ide satu lagi buat bikin sapu tangan.
Berbekal kemahiran merajut dari eyangti, dan crafting dari mami.. aku memutuskan untuk memulai pekerjaanku. Berjalan menyusuri pantai kembali ke tendaku. Aku memegang erat kerang itu dalam genggamanku. Sebelum masuk ke tenda, aku melihat kembali kea rah dimana aku menemukan kerang ini.
Aku melihat sosok yang sedang berjalan-jalan di sana. Hm.. Siapa itu? Terlalu jauh. Aku tidak bisa melihatnya dengan jelas.
Okeh.. I don’t care e e e e eh..

Singkat cerita, Aku berhasil menyelesaikan pekerjaanku satu jam sebelum batas waktu. Aku memutuskan untuk membuat sapu tangan itu untuk kak Lee, sedang kalungnya.. entahlah.
Wung Min juga sempat membawakan beberapa buah untuk makan siangku. Saking asiknya, aku sampe lupa buat cari makan. Untung teman2ku ini peduli.
Seharian mojok di tenda bikin badanku pegel juga ya.. Jadi, setelah selesai membuat bnda2 itu, aku keluar dan untuk meregangkan tubuh. Oh ya, aku juga meberikan tulisan2 lucu yang warna warni di sapu tangannya sperti: belongs to Lee Seung Hyun, Our cute maknae, From Yuki to my lovely oppa, Bigbang, VVIP , dll. Kuharap dia akan menyukainya.
Gak lama setelah itu, Aku putuskan untuk mencari kak Lee. Aku membawa hasil kerjaku. Ternyata, temen-temen yang lain juga disana. Entah ya, tapi kok pada kompak sih.. ngasihnya barengan.
Tanpa basa basi, aku langsung aja menghampiri kak Lee.
“Lihat apa yang aku buat!!” kataku sambil menyodorkan sapu tangan itu di depan wajahnya
“Hey, apa ini?!” Katanya memundurkan kepalanya agar bisa melihat lebih jelas.
“Wow.. ini sangat bagus.. Kau yang membuatnya sendiri?”
“Menurut ketentuan sie begitu” Jawabku acuh tak acuh.
“Oh.. Begitu ternyata.” Katanya sambil mengusap kepalaku. Lagi lagi.. aku diperlakukan seperti anak kecil. Aku tahu kalian menganggapku seperti adik sendiri, tapi jangan gitu juga dong. Aku kan sudah 16 tahun (not real).
“Selamat ulang tahu, oppa.. “ Kataku lalu memeluknya. Ia membalas pelukanku.
“Yah.. Terima kasih.” Katanya lalu mencium keningku
Kak Lee merogoh-rogoh kantongnya, lalu mengeluarkan sesuatu.
“Aku juga mempunyai sesuatu untukmu.” Katanya sambil menyodorkan jepit kecil yang dilapisi pasir pantai dibagian atasnya dengan sebuah hiasan... entah apa itu, dibagian ujungnya.
“Bagus, kak” Kataku. Sebenernya biasa aja sih, tapi paling enggak dia bisa bikin itu dengan rapi.
“Kau suka?”
“Hem!” Kataku menganggukan kepalaku. “Terimakasih, kak” sekarang aku memang terlihat seperti anak kecil .. (“-‘_’-“)..
“Selamat ulang tahun, kak Lee!!” Kata Pyoel Xian, Tae Ri, Yu Ka dan Jae Min. Mereka menyerbu kak Lee, dan mendorongku menjauh. Huh, kurang ajar.. Gak sopan deh
Ya sudah. Tidak mau mengganggu, aku mundur, menjauh dari mereka. Aku mengeluarkan kembali jepitku, yang dari kak Lee.. Aku memakainya.
Aku berbalik untuk kembali ke tempatku berasal, dan langsung berpas-pasan dengan Kak Kwon. (dia lagi, dia lagi).
“ Oh, hai” Kataku.
“Hai” Balasnya sambil tersenyum.
Tidak ada yang ingin kubicarakan dengannya. Aku juga sedang tidak ingin bertemu dengannya. Jadi aku langsung saja bergerak ke arah sampingnya untuk melanjutkan perjalananku. Tapi ternyata, dia juga bergerak kea rah yang sama. Aku bergerak ke sisi yang lainnya. Tapi lagi2, kita bergerak ke arah yang sama.
“Em.. “ Kata kami, hampir bersamaan. Kok jadi kaku gini sih..??
Kami terlihat sangat konyol, dan aku benci terlihat konyol. Itu memalukan. Aku memikirkan sesuatu yang bisa membuatku tidak terlihat terlalu konyol… Apa?
“Aku ingin memberikanmu ini!” Aku menatap kaget tanganku yang bergerak menyodorkan kalung kerang itu ke depan wajah kak Kwon. Argghhh!! Aku sangat bodoh!!


Birthday Beach Party (Part 6)

Kak Kwon terlihat begitu kaget. Sambil menatap kalung itu, ia mengangkat alisnya dan mengerutkanya. Aku tidak mengerti. Ada apa?!! Jangan buat aku semakin malu..!
“Kau tidak menyukainya?” Kataku. Berharap dengan begitu dia akan berbicara sesuatu.
Kak Kwon dengan cepat merubah raut wajahnya dan tersenyum, “ Apa kau yakin, akan memberikanku ini.”
Hm.. walaupun tidak ada rencana..  entah kenapa, aku langsung saja memberikannya. “Ya” Kataku akhirnya.
“Kalau begitu, aku juga akan memberikanmu ini.” Kak Kwon menujukkan sebuah kalung kerang juga. Kalung kerang yang sama!
Aku begitu kaget. Aku langsung mengambil kalung itu dan mencocokannya dengan kalung ku.
Pas!
“Kau.. Kau menemukannya” Kataku, “Kau menemukan pasangannya”
“Ya..” Katanya. “Dan lihat, sekarang kita punya kalung yang sepasang.”
Entah kenapa aku merasa senang. Aku memakai kalung itu. Begitu juga kak Kwon. Hanya ada satu perbedaan dari kelaung kita *selain bentuk kerangnya*. Benang yang kugunakan terbuat dari benang woll merah, sedang yang kak Kwon gunakan terbuat dari nilon biru. Mungkin ia menemukannya di dekat kapal nelayan, karna terlihat seperti bekas kail. *padahal, ya cuma dari benang sama kerang.. sama aja beda semua XP*

Ada hal yang ku sadari, dan nggak jelas. kenapa ya, begitu sekali ketemu ma kak Kwon, mesti njuk berdua trus. ya gak bener2 berdua sie.. maksudnya tu, njuk barengan trus gitu lo.. Tapi, begitu dah misah.. ya udah, slese. trus sama2 gak peduli lagi. saling ngomongin aja jarang.
setelah itu, kita makan. Aku gak mau tahu apa yang mereka masak. Cwok2 itu, dapet binatang dari hutan. Dan kita makan bareng.
Kejadian selanjutnya gak begitu penting, dan aku juga sudah cerita.
Sekitar jam 9 kurang, kita pulang ke rumah masing2. Aku diater bareng naik mobil ma Tari, Yu Ka n Jae Min.
Aku mendapati sepedaku sudah terparkir rapi di tempatnya. Aku langsung aja naik ke kamar. Ternyata, ada kakakku di sana. Dia dah dateng dari kemarin. Yah, keluargaku emang punya kunci serep apartemenku sie.
Aku gak begitu peduli dengan kakakku yang cerewet, bertanya aku dari mana, sama siapa, ngapain. Emang dia ibukku ..
Jadi aku langsung tidur.

Bagian 3

Wung Min dan Seung Ha

Sudah tiga hari kakakku tinggal sama aku. Dia lagi kerja jarak jauh. Bikin design.  Dan karna dia dirumah terus, tak suruh bersih2 juga.. kan lumayan ada yang bantuin.
Pagi itu, seperti biasa aku masuk ke sekolah. Naik sepeda, menyusuri jalan yang sudah tak asing lagi. Meninggalkan mas Ian yang boxeran di tempat tidurnya.
Kalo gak salah kelas pertama waktu itu Bahasa yang dilanjutin sama kelas seni sesuai yang dipilih masing-masing siswa.
Sekolahku ini emang unik. Walaupun mengutamakan bidang seni, tapi tetap ada pelajaran yang umum seperti Matematika, IPA, Bahasa,  Ilmu Sosial dan Olahraga..
Karna jadwalnya sama, aku satu kelas sama Wung Min n Seung Ha. Hari ini kita disuruh nulis apa pun yang kita pikirkan. Hmm.. aku suka ini. Cuma satu lembar dan langsung dibacain di depan.
Aku menuliskan tentang apa yang ingin kucapai. Tentang keluargaku dan beberapa kenangan seperti perjalananku sampe korea dan waktu sama temen2.
Jujur.. sisanya aku lupa.
Sekitar jam 11 aku dah pulang. Keluar kelas bareng sama Wung Min n Seung Ha. Hari ini, gak kayak biasanya mereka diem aja. Duo behel ini malah asik sama hpnya sendiri-sendiri. Sial, gue dicuekin.
“Kalian tu mbok gak usah sombong, mentang2 hpnya bb.. “ Kataku waktu kita lagi duduk-duduk dikantin.
“oh,iya.. maaf,maaf..” Wung Min melirik ke arahku sambil menutupi mulutnya.
Tapi Seung Ha diem aja.. Ah auk ah..
“Ngapain sih kamu?” Me to Wung Min
“Pingin tau ajah.. “ Wung Min sambil melet
“Ih.. jahat!!”
“Aku tu lagi bbm an.. emang lagi ngapain lagi sie..”
“Yak mana ku tahu.”
“Hu.. Ndeso!” *mjb*
Asem.. diunekke ndeso ok piye…
Aku ganti sasaran ke Seung Ha. Tak liatin.. diem aja. Aku melirik ke hpnya. Agak ke belakangnya karna gak kliatan. Kliatannya, dia juga lagi bbm an.. sama sapa ya??
(Deth, cenat cenut dulu, deth!!)
Karna penasaran aku bergerak semakin dekat dari belakangnya. Aku baru melihat huruf Yeo dan ada satu huruf lagi di bawahnya. Entah itu Yeom atau Yeot atau Yeong.
Aku agak kaget waktu tiba-tiba Seung Ha menengok ke arahku. Dia langsung nyembunyiin hpnya.
“Cie.. bbm dari sapa, tuuuu…..” Mendengar suaraku itu, Wung Min langsung mengalihkan perhatiannya dari jus apel yang ia pesan.
“Apa sie?? Orang aku bbm an ma nyokap..” Kata Seung Ha membela drinya, “Kamu juga, Ki.. gak sopan banget sie liat2 bbm orang. Itu kan Privasi”
“Cie elah.. privasi, Bbm an ma nyokap aja kok sampe senyum-senyum segala..” Kata Wung Min agak nggodain
Seung Ha langsung berubah ekspresi panik  “Eh?! Tadi aku senyum-senyum po..??”
Ngliat ekspresi yang aneh kya gitu, kita berdua langsung ketawa ngakak..
“Ha.. tuh kan.” Kata Wung Min disela-sela tertawanya
“IH!! Gak lucu tau..” Seung Min mukanya sampe merah. Entah karna sebel atau karna malu..
Dari kejauhan, datanglah lima anggota Breeze yang lain. Dan akhirnya, kita ngobrol2 bareng sekalian makan siang.

“SeungHa yah.. besok kita jalan2 yuk..” Kata Wung Min waktu kita lagi makan siang.
“Ha? Jam brapa?”
“Pagi aja.”
“Gak bisa. Aku mau pergi.” Jawab Seung Ha cepat.
“Ha pergi ke mana? Tumben banget. Biasanya minggu pagi kan kamu masih tidur sampe jam 9.” Wung Min rada nyeplos.
“Hus!” Kata Seung Ha mengayunkan tangannya di depan wajah Wung Min, “Gak usah ngumbar2 aib orang”
“Emang mau ke mana e? ko pagi pagi..” Tanya Jae Min
“Aku mau ke greja..”
“Wuss anik alim men..” Kata Tari
Hem.. kenapa kok ada ada yang aneh antara Seung Ha sama Wung Min. Mereka biasanya sudah saling tau dan kemana2 bareng sambil ketawa dengan suara yang terkenal sampe selosok lorong. Terdengar aneh, kalo Seung Ha nolak ajakan Wung Min buat jalan2.

Sepulang sekolah waktu itu, aku langsung ngerjain pr yang disuruh ngelengkapi nada lagu. Ngluarin isi tas ku, dan ngecek hp. Ternyata ada 5 sms masuk. Aku langsung aja buka sms pertama yang dari kak Kwon.
“Lagi apa?”
“Lagi ngerjain pr, jangan ganggu. .. Oh ya, lain kali tanyanya yang rada penting dikit dong..”
“Oh.. ya maap de. Nanti klw udah slese tlp aku ya”
Aku langsung aja jawab “ Iya” lalu melempar hp ku ke kasur di belakangku, berharap agar tidak ada yang cerewet lagi. Biasanya, aku seneng klw ada yg sms.. biar bisa ngobrol, tapi sekarang males bgt. Berisik
Mas Ian masih sibuk dikamar sebelah, kamar yang khusus bwt tamu or keluargaku.
Karna asik sendiri, aku lupa klw masih punya 4 sms lagi. Bahkan aku juga lupa klw harus tlp kak Kwon. Jadi, sehabis ngerjain pr aku langsung tiduran. Ngeliat hp ku yg tergeletak, aku inget dengan k4 sms yg lain. Aku buka, dari ibuku (yak itu gk penting), trus dari Seung Ha.
“Yuki, bedanya gereja Katolik ma Kristen apa sie?”
“Hmm gimana ya. Hampir mirip ko. Cuma susunannya aja beda dikit, dan klw katolik lebih ribet.”
“Oh gitu ya.. tnx de”
Hm.. ngapain dia tanya-tanya kaya begituan. Kayanya dia gk ambil materi tambahan mapel Agama de.. Tapi aku dah terlalu capek buat mikir hal gak penting kaya gitu. Jadi, sebelum ngeliat kedua sms lain, aku langsung tidur.

Ganjil??

Aku terbangun karna suara hpku yg berisik banget itu.. ahh.. lagi enak-enaknya ngimpi (hehe.. mimpi di dalam mimpi, hanya terjadi di otaknya febi).
Tanpa liat siapa yang telpon, aku langsung aja angkat dan taruk di kuping
“HAALLOOO…..” Kataku dengan suara yang lebih fales dari suara kucing kawin.
“Dikasih pr apa sie, kamu? Sampe sekarang gk slese2. Suaranya aja dah kedengeran capek bgt..”
“Ha? Siapa yang capek?? Guee tuhh bangun tidur, Goblok!!” Suaraku bener2 kaya orang kurang se-ons. Bahkan aku masih gak tau siapa yang aku ajak ngomong.
“Kurang ajar kamu! Berani banget ngatain aku goblok. Kamu mabuk ya??”
Mendengar tuduhan semena-mena itu, sekejap aku langsung bangun, “Enak aja!! Gua bukan pemabuk tau, gua tu baru bangun tidur! Sapa sie loohh!”
“KAK KWON!” Kata-kata itu sangat jelas langusng menghujam jantung ku.. Jegler!! *alay mode on*
Aku kaget banget dan langsung lompat dari tempat tidur..
“Kenapa kamu gak telepon aku??” Katanya sebelum aku sempat menjawab. Lagipula aku juga gak tau mau ngomong apa.
“Aku ketiduran”  kataku singkat.
“Ya, udah. Habis ini kamu gak da kerjaan kan?”
“Gak”
“Ok, aku jemput.” Katanya dan langsung menutup telepon
What?! Apa-apaan si nih org. maksa banget deh…. Tapi, ya mau gimana. Itu pasti karna dia gak mau aku nolak ajakannya. Dengan pasrah, aku mandi lebih awal dari biasanya.

Setengah jam kemudian…
Aku lagi duduk nonton tv. Menunggu seorang manusia. Apartemenku yang kecil ini, ada penjaganya di depan. Dan kalo mw ktemu seseorang harus lapor dulud, jadi terkontrol. Dan kalo bukan karna itu, ibuku gak mungkin ngelepasku sendiri di sini.
Aku yakin penjaga itu dah kenal Kak Kwon, jadi gak mungkin to ditanya-tanya. Tapi, kenapa dia lama ya..
Mas Ian yang dari kamar keluar.
“Rep nang ndi je..?” Katanya, duduk di sbelahku dan ngambil remot dengan semena-mena.
“Mau pergi” Kataku, mencoba mempertahankan remot yang mulia itu dari tangan ku.
“La yo ngerti.. lungane ki nang ndi?” Katanya, memperkuat pegangannya padaremot ku terkasih
“Aku gak tahu..” Kataku, memukul tangannya
“Kok iso? Di jemput po?” Katanya, mengganti siaran tv
“Ho’o” Kataku masih memukuli tangannya… lalu pasrah.
“Tadi aku liat ada orang inguk-inguk di depan, pake moge.”
Note: Kamarku dan kamar tamu mempunyai jendela yang menghadap jalan depan apartemen. Jadi, kalo ada tamu kita bisa liat.
“Oh, ya?!” aku langsung berdiri dan menuju kamar. Aku membuka jendelaku dan aku mengintip keluar.
Kak Kwon melambaikan tangannya dan tersenyum padaku.
Aku langsung keluar dan menyabar tas slempangku, “Lunga sek, yo..” Teriakku sambil berlari ke pintu
“Tukokke ma’em, dek!” Balasnya, dan aku pun langsung menutup pintu.
Aku cepat-cepat lari ke bawah. Dia pasti sudah menunggu cukup lama. Aneh, kenapa dia tidak masuk ke dalam. Atau mungkin menelponku untuk turun, atau minimal sms.
Aku keluar dari apartemen dan menuruni tangga. Hampir kepleset.
“Tidak usah terlalu terburu-buru” Katanya
“Kau sudah menunggu lama, kak?” Kataku, agak terengah-engah
“Yah.. lumayan” Katanya sambil menghidupkan motornya. Aku naik dibelakangnya.
“Kenapa kau tidak masuk? Atau mungkin memberi tau ku kalau kau sudah sampai, kak..”
“Aku hanya ingin tahu, seberapa pedulinya kau padaku”
“Aku peduli pada kakak. Aku hanya tidak tahu kalau kakak akan begitu. Tidak seperti biasanya.” Aku tidak tahu, tapi kok aku ngomongnya formal banget yak?
“Mungkin kau perlu mengenalku lebih jauh” Katanya datar. Dia jadi agak dingin.

Singkat, kita pergi ke restoran. Kak Kwon menawariku untuk memesan minum. Selama menunggu minuman datang, dia diam saja. Aku agak jenuh dan mengeluarkan hpku.
Aku melihat sms dari Wung Min.
“Yuki, aku ingin tanya sesuatu. Menurutmu, apa yang paling disukai sama cowok ya..”
Menurutku pertanyaan ini agak aneh. Jadi aku jawab aja, “Cwek, mungkin. Aku gak ngerti yang kamu maksud. Tergantung setiap cowok dong”
“Ah.. ya udah deh, gak jadi”  balasnya.. tambah gajhe
“Apa yang kamu maksud? Aku mau bantu kok” Sambil meminum jus jambu yang kupesan aku bales smsnya Wung Min. Karna pernasaran, aku rada mekso
“Hmm.. gimana, ya? Besok aja ku kasih tau. Gak enak klw lewat sms” Katanya. Okelah, aku tunggu perkataanmu itu, Wung Min.
Aku lanjut liat ke sms terakhir. Dari Kak Lee. Aku gak tau kenapa dia sms aku. Dan ternyata dia udah sms dari jam 12.30, itu berarti tepat setelah aku makan siang sama yang lainya.
“Yuki..” Panggil kak Kwon, sebelum aku sempat melihat is isms kak Lee.
Aku mendongak dan menatapnya. Ia memainkan gelasnya lalu melihatku
“Aku ingin memberitaumu sesuatu.” Katanya, mendekatkan wajahnya, membuatku mengakat salah satu alisku. Serius amat, mas.. pikirku dalam hati
“Dua hari ini, SeungRi bertingkah aneh.” Katanya
Aneh? Maksudnya ga biasa.. kayaknya emang lagi musim aneh ya. Wung Min aneh, Seung Ha aneh, Kak Lee aneh.. bahkan kamu juga aneh, kak. “Emang kenapa?” Kataku
“Dia sering pergi tanpa pamit. Seharusnya aku tahu kemana dia pergi. Tapi saat ditanya, dia hanya bilang kalau dia akan pergi lama. Aku gak tau apakah ada hal yang tidak bisa kuketahui?” Kak Kwon menceritakan dengan singkat. “Yah.. walaupun dia mengatakanya seakan-akan itu sudah biasa, tapi tetap saja terasa berbeda. Dan itu membuatku penasaran”
“Ya, aku juga penasaran, kak. Lalu apa yang ingin kakak lakukan?”
“Entahlah.. aku hanya ingin tau apa yang ia kerjakan di luar.” Kak Kwon mengangkat bahunya dan meneguk minumannya.
“Kalau begitu, cari tahulah.. “ jawabku singkat.
Kak Kwon yang sedang minum, melebarkan matanya dan cepat cepat meneguk habis minumanya, “Ah.. kau benar. Aku harus cari tahu.” Katanya. “Kau akan membantuku, kan?”
“Tentu” Aku suka pekerjaan macam ini. menyelidiki orang.. hmmm (senyum penuh maksud)
“Baiklah. Sepulang sekolah besok, akan kujemput , ya”
“Deal..” Kataku.
Setelah pesen makan buat mas Ian, kami pun pulang..

Di depan apartemen…
Aku turun dari motor dan berterima kasih pada kak Kwon yang mengantarku pulang. Aku baru beberapa langkah pergi, saat kak Kwon memanggilku lagi.
“Yuki!” Katanya.
Aku berbalik melihatnya.. “Apa??” Kataku.
“Aku mau bertanya sesuatu.”
Aku mengangkat kedua alisku.
“Kau tinggal dengan siapa?” Kataya, membuatku cukup kaget.
Aku belum pernah mengatakan kalau aku punya kakak laki2. Kak Kwon pasti bingung kalau tadi ia melihat dari jendela ada laki2 asing di kamar apartemenku. “Itu kakakku..” Jawabku dengan jujur
“Kakak? Kau tidak pernah cerita kalau punya kakak.. Kau tidak bohong kan?” Katanya, nuduh
“Nggak lah!!” Jawabku agak kencang, bersamaan dengan dering teleponku.
Mas Ian dengan suara kencangnya berteriak, “Heh!! Jangan pulang malem-malem lo.. aku wis ngelih ki.”
“Nggak ko. Wong aku dah di depan.” Kataku sambil menengok ke jendela kamarnya di atas.
“O,ya?” Katanya dan mengintip melalui jendela.
Aku mematikan telepon dan melambaikan tanganku padanya. Ia membalasnya. Aku mengalihkan padanganku pada Kak Kwon yang ternyata sedang melihat ke arah yang sama denganku.
“Kurasa, ada yang sudah kelaparan.” Kataku
“Baiklah, sekarang aku percaya. Selamat beristirahat.” Katanya sambil memakai helmnya, lalu melaju dengan sepeda motornya.
“Hati-hati!” Teriakku sambil melambaikan tangan.
Masuk ke kamar.
Cukup lelah. Aku langsung tidur.